Obat merupakan suatu senyawa kimia yang
dapat berinteraksi dengan sistem biologi tertentu secara spesifik hingga
menghasilkan suatu efek (baik efek terapetik maupun efek toksik). Untuk dapat
menghasilkan efek tersebut, obat harus mengalami serangkaian proses absorbsi,
distribusi dan metabolisme yang intinya obat harus mencapai tempat aksinya
dalam keadaan aktif. Untuk memudahkan dalam mempelajari segala sesuatu tentang
obat, terutama tempat aksi obat dapat dikelompokkan berdasarkan suatu
kategorisasi tertentu, misalnya salah satunya.
Kategorisasi obat berdasarkan tempat
aksinya. Kategorisasi ini baru muncul setelah pengetahuan tentang aspek
molekular dalam farmakologi berkembang pesat. Kepentingannya adalah untuk usaha
pengembangan obat baru. Berdasarkan tempat aksinya, akan kita jumpai obat yang
beraksi pada kanal ion, enzim, protein pembawa, serta reseptor. Sebagian besar
tempat aksi obat ini berada di membrane sel (kecuali enzim dan reseptor
intraseluler) yang melintasi membrane (trans membrane).
Enzim
adalah salah satu target kerja obat pada tingkat molekuler setelah reseptor.
Beberapa enzim diantaranya adalah MAOA dan MAOB
prostaglandin-endoproksidasantase (COX 1 dan COX 2), serta iodida-deiodenase
yang merupakan enzim sebagai target aksi obat analgesik dan antidepresan.
Enzim
merupakan protein yang berperan sebagai katalisator berbagai reaksi kimia dan
biokimia dalam tubuh. Obat dapat memproduksi efek terhadap reaksi enzim, dengan
cara: kompetisi substrat dan modifikasi enzim (reversibel atau ireversibel).
Ciri
khas enzim adalah aksinya yang spesifik yaitu bahwa dia bekerja pada hanya
substrat tertentu saja. Enzim merupakan salah satu target aksi obat yang cukup
luas aplikasinya. Aksi obat pada enzim diperantarai oleh sedikitnya 2
mekanisme,yaitu :
a.
Molekul obat bertindak menjadi substrat
analog yang beraksi sebagai inhibitor kompetitif bagi enzim.
b. Molekul obat bertindak sebagai substrat
yang salah/palsu,sehingga molekul obat mengalam transformasi kimia oleh kerja
enzim,tetapi membentuk produk yang abnormal hal ini membuat jalur metabolic
terganggu/berubah.
Molekul
obat yang bekerja menghambat kerja enzim (inhibitor kompetitif terhadap enzim)
cukup banyak dijumpai misalnya pada obat- obat system saraf.sintesis dan
degradasi neurotransmitter sangat menentukan keberadaan neurotransmitter di
tempat aksinya dan lebih lanjut menentukan kerja neurotransmitter untuk fungsi
tertentu.
Contoh
yang menggambarkan selektivitas obat terhadap subtype enzim yaitu obat-obat
anti inflamasi golongan inhibitor selektif Cox 2 (enzim siklooksigenase)
seperti ketahui, generasi pertama obat-obat golongan anti inflamasi non steroid
(AINS) bekerja menghambat rasa nyeri dengan cara menghambat pembentukan
mediator nyeri yaitu prostaglandin.
Contoh-contoh enzim :
Mekanisme
kerja obat pada enzim dapat diperlukan berbagai aksi yaitu dengan cara
menggunakan kedua mekanisme enzim sebagai target aksi obat, dimana obat dapat
berperan sebagai substrat palsu sehingga menghasilkan produk yang salah dan
tidak berfungsi atau disebut juga antimetabolit contohnya
5-fluorourasil,5-bromourasil, floxuridin dan sitarabin. Berdasarkan penjelasan
diatas saya sebagai penulis menerapkan pengetahuan tentang mekanisme kerja obat
pada enzim sebagai target aksi obat.
0 komentar:
Posting Komentar